Cabai Segar menjadi Cabai Kering Bernilai: Menciptakan Peluang Ekonomi dan Mengatasi Food Waste

     Desa Mergowati, Kab. Temanggung (27/7/2024) – Desa Mergowati merupakan salah satu desa pada Kabupaten Temanggung yang melakukan budidaya pada tanaman cabai, budidaya di desa tersebut dapat dikatakan berhasil karena hasil panennya yang selalu memuaskan bahkan melimpah-limpah, akan tetapi keuntungan tersebut kurang dimanfaatkan dengan baik, hasil panen yang melimpah namun susah untuk menemukan pasar membuat hasil panen tersebut menjadi busuk dan terbuang sia-sia.

     Permasalahan tersebut kemudian menjadi sebuah ide bagi Gideon mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro, dalam pandangannya hal ini sangat merugikan petani yang telah mengusahakan cabai di desa tersebut karena biaya produksi yang dikeluarkan juga tidak sedikit, sehingga Gideon memberikan edukasi dan pelatihan mengenai cara pengelolaan hasil panen cabai yang melimpah sehingga tidak membusuk dan dapat menjadi keuntungan bagi petani di Desa Mergowati.

     Sejalan dengan program studinya, Gideon berusaha mengadakan pertemuan antara petani petani cabai yang ada di desa tersebut dan memberikan edukasi mengenai hal yang dapat dilakukan jika hasil panen sedang melimpah yaitu dengan melakukan pengeringan cabai yang nantinya cabai dapat dijual lagi pada saat harga cabai sedang tinggi sehingga dapat menciptakan keuntungan yang maksimal bagi para petani. Edukasi yang diberikan termasuk metode-metode yang dapat digunakan dalam proses pengeringan cabai sehingga petani tidak bingung mengenai cara pengeringan cabai yang cocok untuk dilakukan di Mergowati.

     Pelatihan olahan kuliner dari cabai kering juga diberikan kepada petani-petani sebagai upaya pengembangan bisnis dan peningkatan ekonomi petani disana, olahan cabai kering menjadi chili oil menjadi contoh ide bisnis yang disampaikan oleh Gideon, chili oil dipilihnya karena prosesnya yang mudah namun rasanya yang lezat serta chili oil menjadi salah satu cocolan yang biasa digunakan pada bahan masakan ataupun langsung disajikan pada restoran di perkotaan.

     Gideon yakin bahwa edukasi dan pelatihan yang diberikan olehnya pada akhirnya dapat meningkatkan keuntungan petani karena hasil panen tidak ada lagi yang terbuang sia-sia yang nantinya akan berdampak pada kondisi ekonomi petani di Desa Mergowati. Antusias dan respon positif juga diberikan oleh petani yang hadir pada pertemuan tersebut “saya mau minta resepnya mas, habis ini saya mau bikin, lagi viral to soalnya” ujar salah satu petani yang hadir disana. Harum masakan yang menggugah selera juga mendapat pujian dari petani yang hadir pada pertemuan tersebut “sedep yo mas ambune, cocok karo sego anget” ujar petani lainnya dalam Bahasa Jawa.


Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
chat
chat