Desa Mergowati, yang terletak di Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, kini menjadi saksi perubahan dalam praktik pertanian berkat inovasi dari Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro (Undip). Dalam rangka meningkatkan keberlanjutan dan mengurangi dampak negatif penggunaan pestisida kimia, Mahasiswa KKN ini memperkenalkan sebuah alat perangkap hama serangga berbasis lampu LED yang memanfaatkan panel surya sebagai sumber energinya dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar.
Inovasi ini muncul sebagai jawaban atas masalah yang sering dihadapi oleh petani di Desa Mergowati. Serangga yang merusak tanaman pertanian, terutama sayuran dan buah-buahan, telah menjadi ancaman utama bagi hasil panen. Selama ini para petani masih menggunakan pestisida dalam jumlah yang lumayan besar untuk mengatasi masalah hama tersebut. Namun, penggunaan pestisida tidak hanya menimbulkan biaya tambahan , tetapi juga berdampak buruk terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
Melihat kondisi tersebut, mahasiswa KKN Tim II Undip, Mahasiswa KKN Tim II Undip merancang alat ini untuk memberikan solusi yang lebih ramah lingkungan dan efisien. Inovasi perangkap hama serangga menggunakan LED oleh Tim KKN II Undip melibatkan edukasi dan pelatihan praktis untuk Masyarakat desa, khususnya Gapoktan dan Karang Taruna Desa Mergowati, dalam mendukung pengurangan penggunaan bahan kimia pestisida untuk pengurangan hama di pertanian dan pemanfaatan barang bekas. Dalam pembuatan alat perangkap ini, digunakan bahan-bahan yang mudah dijumpai seperti baskom untuk menampung air sabun, kayu bekas atau bambu sebagai rangka, botol plastik bekas untuk melindungi lampu LED, serta komponen control lampu LED seperti resistor, transistor, dioda, kabel, baterai, dan LED mini. Panel surya 6 volt juga digunakan sebagai sumber energi untuk mengisi baterai secara mandiri menggunakan sinar matahari di siang hari, sehingga petani tidak perlu mengeluarkan biaya listrik tambahan.
Proses operasional lampu LED perangkap hama serangga ini yaitu ketika siang hari lampu LED akan otomatis mati dan mengisi baterai melalui panel surya tersebut, lalu ketika malam hari maka lampu LED maka akan otomatis hidup dan akan mulai menarik perhatian hama serangga di sekitar pertanian, lalu hama tersebut akan jatuh dan terjebak ke dalam air yang berisi sabun di dalam baskom yang terletak tepat dibawah lampu LED. Saat matahari terbit, lampu otomatis mati lagi karena panel surya mengisi daya baterai hingga matahari terbenam, dan begitu seterusnya. Lampu LED perangkap hama serangga sederhana efektif mengendalikan hama seperti, wereng batang coklat, jangkrik, orong-orong, ngengat, trips, kiskisan, rayap, dan sejenisnya.
Program edukasi dan pemberian praktik pembuatan dan penggunaan lampu perangkap hama ini dilaksanakan pada Rabu, 07 Agustus 2024. Program ini dihadiri oleh anggota Karang Taruna dan anggota Gapoktan dengan antusias yang besar terhadap alat perangkap hama ini. Diharapkan program pembuatan perangkap serangga menggunakan alat sederhana ini dapat menjadi inisiatif yang berkelanjutan bagi petani Desa Mergowati dalam Upaya mengurangi penggunaan pestisida di lahan pertanian. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat meningkatkan nilai jual serta memberi kontribusi ekonomi bagi Masyarakat dan Desa melalui produksi komoditas yang lebih berkualitas dan sehat.
Oleh: Rizky Neuman Siregar (21060121120016)
S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Dosen Pembimbing Lapangan: Rabith Jihan Amaruli, S.S., M.Hum
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook